Pendiritarekat Naqsyabandiyah adalah seorang pemuka tasawuf terkenal yakni, Muhammad bin Muhammad Baha' al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi (717 H/ 1318 M-791 H/1389 M), dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara tempat lahir Imam Bukhari. Inti ajaran zikir dalam Tarekat Tijaniyah adalah sebagai upaya
TarekatNaqsyabandiyah. Indonesia yang setiap dari generasi banyak dari mereka masuk tarekat.20 Tarekat Naqsabandiyah mem-punyai beberapa tata cara Inti ajaran zikir dalam Tarekat Tijaniyah adalah sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadap Allah SWT dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada
DalamTarekat Naqsyabandiyah, misalnya, zikir suluk terdapat 7 tingkatan. Mula-mula zikir dengan menyebut nama Allah dalam hati sebanyak 5.000 kali sehari semalam. Tarekat Naqsyabandiyah juga mempunyai sejumlah tata-cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual tersendiri. Memang dapat juga dikatakan bahwa Tarekat Naqsyabandiyah terdiri
2 Tingkatan zikir pada Tarekat Naqsabandiyah. a) Mukasyah. Mula-mula zikir dengan nama Allah dalam hati sebanyak 5000 kali sehari semalam. Kemudian melaporkan kepada syeikh untuk di naikkan zikirnya menjadi 6000 kali sehari-semalam. Zikir 5000 dan 6000 itu dinamakan maqam pertama.
TarekatNaqsabandiyah mempunyai beberapa tata cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual tersendiri, antara lain adalah : Pertama, Husy dar dam , Suatu latihan konsentrasi dimana seorang harus menjaga diri dari kehkilafan dan kealpaan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah SWT .
FATMAWATI Fungsi Tasawuf C. Perkembangan aliran Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah di Kota Pontianak Awal mula perkembangan tarekat di Pontianak adalah salah satu aliran tarekat yang bernama tarekat Naqsyabandiy Tahapan selanjutnya adalah dan prosesi zikir adalah kegiatan mengucapkan lapaz zikir mengingat Allah dengan tata cara tertentu
I1txJM. Seperti apa Tata Cara Peribadatan Tarekat Naqsyabandiyah. Berbagai Ritual dan Teknik Spiritual Naqsyabandiyah.? Seperti tarekat-tarekat yang lain, Tarekat Naqsyabandiyah itu pun mempunyai sejumlah tata-cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual dapat juga dikatakan bahwa Tarekat Naqsyabandiyah terdiri atas ibadah, teknik dan ritual, sebab demikianlah makna asal dari istilah thariqah, âjalanâ atau âmargaâ. Hanya saja kemudian istilah itu pun mengacu kepada perkumpulan orang-orang yang mengamalkan âjalanâ Juga Habib Lutfi bin Yahya Intinya NU, Ya ThariqahNaqsyabandiyah, sebagai tarekat terorganisasi, punya sejarah dalam rentangan masa hampir enam abad, dan penyebaran yang secara geografis meliputi tiga benua. Maka tidaklah mengherankan apabila warna dan tata cara peribadatan Tarekat Naqsyabandiyah menunjukkan aneka variasi mengikuti masa dan tempat terjadi karena keadaan memang berubah, dan guru-guru yang berbeda telah memberikan penekanan pada aspek yang berbeda dari asas yang sama, serta para pembaharu menghapuskan pola pikir tertentu atau amalan-amalan tertentu dan memperkenalkan sesuatu yang membaca pembahasan mengenai berbagai pikiran dasar dan ritual berikut, hendaknya selalu diingat bahwa dalam pengamalannya sehari-hari variasinya tidak ini mengutamakan pada pemahaman hakikat dan tasawuf yang mengandung unsur-unsur pemahaman rohani yang spesifik. Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syariat secara ketat, keseriusan dalam beribadah serta lebih mengutamakan berdzikir dalam sangat berkaitan dengan aktifitas suluk. Mengupas permasalahan zikir tawajuh juga menjelaskan bagaiman zikir dalam bersuluk. Dalam Tawajuh itu boleh dilakukan tanpa ada bersuluk. Namun bila dilakukan dalam bersuluk itu akan ada tata cara tersendiri. Tawajuh harian atau mingguan hanya berzikir dengan zikir âismu zatâ. Sedangkan bentuk zikir lain itu semuanya dipraktikkan dalam adalah ucapan yang dilakukan dengan lidah atau mengingat Tuhan dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang mensucikan Tuhan dan membersihkan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak untuk-Nya, selanjutnya memuji dengan puji-pujian dan sanjung-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran Juga Silsilah Tarekat QodiriyahDi antara yang terpenting dalam tarekat dan hampir selalu dikerjakan adalah bertawajuh lewat zikir. Amalan pokok yang paling mendasar bagi penganut Tarekat Naqsyabandiyah juga pada zikrullah mengingat Allah. Bahkan dalam pelaksanaan amalan suluk pun zikir-zikirlah yang senantiasa dilakukan. Klasifikasi zikir dalam Tarekat Naqsyabandiyah ada dua yaituPertama, Zikir Ism al-Dzat. Zikir ini artinya mengingat nama yang hakiki dengan mengucapkan nama Allah berulang-rulang dalam hati, ribuan kali dihitung dengan tasbeh, sambil memusatkan perhatian kepada Allah semata. Kedua, Zikir Tauhid. Zikir ini artinya mengingat keesaan. Zikir ini terdiri atas bacaan berlahan diiringi dengan pengaturan nafas.[2]Metode pelaksanaan zikir Ism al-Dzat yaitu, apabila hendak membaca dengan zikir Ism al-Dzat, maka hendak berwudhuâ, mengerjakan shalat sunat dua rakaâat, duduk dalam tempat yang suci serta menghadap kiblat, duduk kebalikan dari duduk tawarruk pada tasyahud ini disebabkan, karena para sahabat duduk di hadapan Rasulullah seperti demikian, dan duduk seperti ini lebih merendahkan diri dan panca indera lebih terhimpun, kemudian memejamkan dua mata., berniat taubat dari segala dausa dahir dan batin, dan menyesali diri pada mengerjakan maksiat, serta membaca dengan lidah istigfar, yaitu âAku memohon ampun kepada Allah tiada tuhan melainkan dia, yang hidup kekal terus menerus dan aku bertaubat kepada-Nya.â Dibaca istighfar sebanyak 5 kali, 15 kali atau 25 kali. Setelah itu membaca surat al-Fatihah 1 kali, surat al-Ikhlas 3 kali, dengan niat pahalanya dihadiahkan kepada roh Rasulullah SAW dan para mursyid Rabitah kubur, yakni membayangkan bahwa diri kita telah mati, dimandikan, dikafani, dishalatkan, diusung ke kubur dan dikebumikan. Semua keluarga dan sahabat, kenalan meninggalkan kita sendirian dalam kubur. Pada waktu itu, ingatlah bahwa segala sesuatu tiada berguna lagi, kecuali amal shaleh. Di lanjutkan dengan Rabitah mursyid yakni mengingat mursyid dan semua para syekh tarekat sejak dari Rasulullah hingga seterusnya kemudian memohon kepada Allah membuka jalan maârifah-Nya ke dalam hati. Mengumpulkan segala perasaan sambil melihat tulisan âAllahâ dalam hati sanubari dan mengucapkan 3 kali dengan lidah dan oleh salik orang beribadah, meletakkan pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri dengan memutar tasbih cepat-cepat dan berzikir di dalam hati âAllahâ, setiap butir tasbih berarti satu kali ingat kepada Allah dalam jumlah yang diinginkan dan apabila telah selesai dari zikir, dibaca dengan hati dan lidah âWahai Tuhan ku Engkau tujuanku, aku meminta keridhaanMu kurniakanlah cinta Mu dan maârifah Mu kepadaku.âSetelah semua itu selesai, menunggu limpahan zikir. Kemudian saat selesai semuanya ditutup dengan doa tiga kali. âWahai Tuhan ku sesungguhnya aku bermohon kepada Mu taubat, kembali kepada jalan yang benar dan tetap lestari atas syariat yang mulia dan tarekat yang murni, demi kasih sayang Mu, wahai Tuhan ku yang maha pengasih penyanyang dari segala pengasih penyanyangâ.[]Ikuti berita NU Cilacap Online NUCOM di Google News, jangan lupa untuk follow Penulis & Editor NU Cilacap Online NUCOM Situs Islam Aswaja Nahdlatul Ulama NU, menghadirkan aktivitas berita informasi kegiatan Nahdlatul Ulama Cilacap -termasuk Lembaga dan Badan Otonom NU- secara Online. Terima kasih atas kunjungan Anda semuanya. Silahkan datang kembali.
Tå na cara que eu quero vocêTå na cara que você tambÊm me querNão importa seja o preço que forTå na cara Ê demais nosso amorEu sinto que o meu coração ficou batendo mais forteDepois de encontrar vocêComo um filme de romance um olhar foi um lanceSó sei que foi pra valerVem ficar comigo då um toque sorrisoAlgo que eu possa entenderParece coisa de artista amor à primeira vistaFoi assim que me apaixoneiTå na cara que eu quero vocêTå na cara que você tambÊm me querNão importa seja o preço que forTå na cara Ê demais nosso amorEu sinto que o meu coração ficou batendo mais forteDepois de encontrar vocêComo um filme de romance um olhar foi um lanceSó sei que foi pra valerVem ficar comigo då um toque sorrisoAlgo que eu possa entender
Apakah Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Hello Readers, tahukah kamu tentang dzikir tarekat naqsyabandiyah? Dzikir tarekat naqsyabandiyah adalah salah satu praktik spiritual dari tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Uzbekistan. Dzikir ini bertujuan untuk mengingat Allah dan memperkuat batin seseorang. Sejarah Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Baha-ud-Din Naqsyaband pada abad ke-14 di Uzbekistan. Baha-ud-Din Naqsyaband merupakan salah satu ulama besar pada masanya yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat di Asia Tengah. Dzikir tarekat Naqsyabandiyah kemudian menjadi salah satu praktik spiritual yang diajarkan oleh Baha-ud-Din Naqsyaband. Cara Melakukan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Dzikir tarekat naqsyabandiyah dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, dan takbir yang kemudian diikuti dengan nafas dalam-dalam. Selain itu, dzikir tarekat naqsyabandiyah juga dilakukan dengan gerakan tubuh yang disebut sebagai zikr-i jahr. Gerakan ini dilakukan dengan cara menggerakkan kepala, bahu, dan tangan sesuai dengan irama dzikir yang diucapkan. Manfaat Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Dzikir tarekat naqsyabandiyah memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan jiwa dan raga seseorang. Dzikir ini dapat membantu seseorang mengatasi stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, dzikir tarekat naqsyabandiyah juga dapat meningkatkan konsentrasi, keberanian, dan kekuatan spiritual seseorang. Keunikan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Dzikir tarekat naqsyabandiyah memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari dzikir lainnya. Salah satunya adalah gerakan zikr-i jahr yang dilakukan bersama-sama dengan dzikir yang diucapkan. Selain itu, dzikir tarekat naqsyabandiyah juga dilakukan dengan nafas dalam-dalam yang bertujuan untuk membuat seseorang lebih tenang dan fokus. Siapa yang Bisa Melakukan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Dzikir tarekat naqsyabandiyah bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak terbatas pada golongan tertentu atau agama tertentu. Namun, untuk dapat melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah dengan benar, seseorang harus dilatih oleh seorang guru atau syekh yang sudah berpengalaman dalam tarekat Naqsyabandiyah. Bagaimana Memilih Guru atau Syekh untuk Belajar Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Memilih guru atau syekh yang tepat untuk belajar dzikir tarekat naqsyabandiyah sangatlah penting. Seorang guru atau syekh yang baik harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang tarekat Naqsyabandiyah. Selain itu, seorang guru atau syekh yang baik juga harus memiliki kepribadian yang baik dan mampu membimbing seseorang dengan sabar dan penuh kasih sayang. Keamanan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Dzikir tarekat naqsyabandiyah adalah praktik spiritual yang aman dan tidak berbahaya. Namun, seperti halnya praktik spiritual lainnya, seseorang harus selalu berhati-hati dan memilih guru atau syekh yang tepat untuk belajar dzikir tarekat naqsyabandiyah. Apa yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Saat melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, seseorang harus memperhatikan gerakan tubuh yang dilakukan saat dzikir tarekat naqsyabandiyah. Selain itu, seseorang juga harus memperhatikan nafas dan irama dzikir yang diucapkan. Kelebihan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Dzikir tarekat naqsyabandiyah memiliki kelebihan yang besar dibandingkan dengan praktik spiritual lainnya. Salah satu kelebihannya adalah dzikir tarekat naqsyabandiyah dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, dzikir tarekat naqsyabandiyah juga tidak memerlukan peralatan atau tempat khusus untuk dilakukan. Bagaimana Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Membantu Mengatasi Stres? Dzikir tarekat naqsyabandiyah dapat membantu seseorang mengatasi stres dengan cara membuat seseorang lebih tenang dan fokus. Saat seseorang melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, nafasnya menjadi lebih dalam dan lambat. Hal ini dapat membantu seseorang untuk merilekskan tubuh dan pikiran, sehingga stres yang dirasakan dapat berkurang. Bagaimana Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Meningkatkan Konsentrasi? Dzikir tarekat naqsyabandiyah dapat meningkatkan konsentrasi seseorang dengan cara membuat seseorang lebih fokus pada dzikir yang diucapkan. Saat seseorang melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus memperhatikan irama dzikir yang diucapkan dan gerakan tubuh yang dilakukan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus. Bagaimana Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Meningkatkan Keberanian? Dzikir tarekat naqsyabandiyah dapat meningkatkan keberanian seseorang dengan cara membantu seseorang mengatasi rasa takut dan kecemasan. Saat seseorang melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus merelakan diri dan fokus pada Allah. Hal ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Bagaimana Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Meningkatkan Kekuatan Spiritual? Dzikir tarekat naqsyabandiyah dapat meningkatkan kekuatan spiritual seseorang dengan cara membantu seseorang mengingat Allah dan memperkuat batin seseorang. Saat seseorang melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus merelakan diri dan fokus pada Allah. Hal ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan kekuatan spiritual seseorang. Apa yang Harus Dilakukan Setelah Melakukan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Setelah melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus melanjutkan kegiatan sehari-harinya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Selain itu, seseorang juga harus memperhatikan perilaku dan tindakannya agar selalu sesuai dengan ajaran Islam. Bagaimana Menjaga Konsistensi dalam Melakukan Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Untuk menjaga konsistensi dalam melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang harus memiliki tekad yang kuat dan motivasi yang tinggi. Selain itu, seseorang juga harus memilih waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah secara rutin. Bagaimana Memperdalam Pengetahuan tentang Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah? Untuk memperdalam pengetahuan tentang dzikir tarekat naqsyabandiyah, seseorang bisa membaca buku-buku atau artikel-artikel tentang tarekat Naqsyabandiyah. Selain itu, seseorang juga bisa bergabung dengan kelompok dzikir tarekat naqsyabandiyah di lingkungan sekitar atau mencari guru atau syekh yang bisa membimbing seseorang dengan lebih mendalam. Kesimpulan Dzikir tarekat naqsyabandiyah adalah salah satu praktik spiritual yang berasal dari tarekat Naqsyabandiyah. Dzikir ini bertujuan untuk mengingat Allah dan memperkuat batin seseorang. Dzikir tarekat naqsyabandiyah memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan jiwa dan raga seseorang. Namun, untuk dapat melakukan dzikir tarekat naqsyabandiyah dengan benar, seseorang harus dilatih oleh seorang guru atau syekh yang sudah berpengalaman dalam tarekat Naqsyabandiyah. Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya
Perlu kiranya mengetahui beberapa hal lagi tentang zikir menahan napas. Syekh Kalimullah Jahânâbâdi mengatakan bahwa dalam beberapa tarekat, menahan napas dipandang sebagai prinsip paling manjur untuk menghilangkan kemunafikan dalam jiwa. Para Syaikh dalam Tarekat Hisytiyyah, Kubnawiyyah, Syattâriyyah, dan Qadiriyyah menjadikannya sebagai syarat untuk menghilangkan kemunafikan dalam hati serta untuk kefanaan diri. Akan tetapi, para syaikh dalam Tarekat Naqsybandiyyah tidak memandangnya sebagai sebuah syarat apa pun. Namun, mereka tidak menafikan kemujarabannya. Bertolak belakang dengan mereka, para syaikh dalam Tarekat Suhrawardiyyah menganjurkan agar napas hendaknya jangan ditahan. Sebagai akibatnya, Syaikh Bâhââuddin Umar dan Syaikh Zaynuddin Khawafi, pendukung Tarekat Suhrawardiyyah, juga berpandangan serupa. Syekh Kalimullah menegaskan bahwa ada dua hal yang mesti dicamkan. Yang satu ialah menahan napas, dan yang lain adalah menghentikan napas habs al-nafs dan hashr al-nafs. Ada dua macam menahan napas mengosongkan dan mengisi. Yang dimaksud dengan mengosongkan takhalliyyah ialah menarik napas dalam lambung dan menarik pusar menuju punggung, dan menahan napas dalam dada, dan menurut sebagian orang dalam otak. Untuk mencegahnya, sebagian orang menutup lubang hidung, telinga dan mata mereka dengan jari-jemari. Hanya saja, ini tidak perlu. Konon, Khidhr menyuruh Syaikh Abdul-Khaliq Ghijduwâni untuk menenggelamkan diri dalam sebuah bak air dan mengamalkan yang demikian itu. Pengalaman para sufi ialah bahwa menahan napas banyak memberikan manfaat. Umpamanya saja, kemunafikan dalam jiwa bisa dihilangkan. Perasaan gembira dan bahkan ekstase bisa dialami. Yang dimaksud dengan âmengisi lambungâ tamliâah adalah bahwa napas mesti ditarik dan ditahan dengan menggelembungkan perut. Dalam keadaan seperti ini, pusar lantaran perut menggelembung terpisah dari punggung. Dengan mengosongkan perut napas, panas yang dibutuhkan dalam sulĂźk pun meningkat, dan dengan mengisi, makanan pun bisa dicernakan. Menghentikan napas hashr an-nafs, sering kali dilakukan oleh para yogi, ialah memutuskan napas dari kedua sisi, yakni secara berangsur-angsur mengurangi panjangnya menghirup dan menghembuskan napas sampai napas ranar-benar berhenti. Tak pelak lagi bahwa tindakan ini menghasilkan panas dalam hati. Akan tetapi, panas yang dihasilkan dengan menahan napas jauh lebih besar ketimbang yang dihasilkan dengan menghentikan napas. Bisa diperhatikan bahwa tujuan menahan napas dalam zikir dua dari empat dharb dan zikir Haddadi serta yang lainnya ialah menghasilkan panas dalam hati sang hamba. Pada gilIrannya, ini menimbulkan semangat dan menyiapkan dirinya untuk mencintai Allah. Zikir ini juga mengipasi api cinta serta mengembangkan kemabukan spiritual dan kegembiraan bergejolak dalam diri sang hamba. Selama periode ini, sang hamba diperintahkan untuk menjauhi makanan-makanan yang banyak mengandung kelembaban. Demikian juga, ia tidak boleh memakan makanan yang asam atau pedas. Ketika napas di hembuskan sesudah ditahan, maka napas itu mestilah dihembuskan pelan-pelan melalui hidung dan jangan melalui mulut. Jika tidak demikian, maka yang demikian itu sangat berbahaya. Lagi-lagi, zikir ini jangan dilakukan ketika perut sedang penuh terisi makanan, atau ketika seseorang itu lapar. Menahan napas dengan segenap tindakan pencegahan ini diperlukan di awal suluk. Akan tetapi, ketika sang hamba mencapai kesempurnaan, ia boleh mengamalkannya atau tidak sama sekali. Syekh Kalimullah menyatakan bahwa kaum Sufi mempelajari praktik ini dari para pertapa Hindu. Para Sufi terkemuka juga berpandangan bahwa ketika diri manusia terlepas dari segenap kesenangan inderawi, dan wujud batiniahnya makin bertambah kuat dengan mengingat Allah, maka terjalinlah sebuah hubungan antara dirinya dengan alam ruhani. Disebabkan adanya hubungan ini, hati sang hamba pun tercerahkan, dan ia pun melihat Zat Allah serta mengetahui perintah-perintah dan keridhaan Allah. Kini cahaya pun terpantul dari pandangan batin pada mata lahir dan ia pun mulai melihat dengan indera-indera lahiriah berbagai alam spiritual batiniah. Pada tahap ini, ia sudah terlepas dari alam lahiriah dan batiniah. Zikir juga memungkinkan sang hamba melihat berbagai ragam cahaya. Warna berbagai cahaya ini terkadang putih, terkadang hijau, dan kadang-kadang merah. Akhirnya, muncul warna hitam, yang disebut âcahaya kebingungan dan âcahaya zatâ. Cahaya yang terlihat dekat dengan bahu kanan dipandang sebagai cahaya malaikat pencatat sebelah kanan. Jika ini terputus, maka yang demikian ini dipandang sebagai cahaya syaikh, dan jika muncul di hadapan sang dzakir, maka hal itu dipandang sebagai cahaya Nabi Muhammad. Begitu juga, jika ia muncul dekat dengan bahu sebelah kiri, maka yang demikian adalah cahaya malaikat pencatat di sebelah kiri; dan jika terputus, maka hal itu dipandang sebagai tipu daya setan. Sama halnya, jika ada suatu bentuk muncul di sisi sebelah kiri, maka hal itu juga dipandang sebagai tipudaya setan. Jika cahaya itu muncul dari belakang dan atas kepala, maka hal itu dipandang sebagai cahaya malaikat-malaikat penjaga. Jika cahaya itu muncul tanpa arah, dan sang dzâkir ketakutan olehnya, dan tidak dirasakan adanya kehadIran Allah sesudah cahaya itu lenyap, maka yang demikian itu juga harus dipandang sebagai tipu daya setan. Jika kehadIran Allah dirasakan ketika cahaya itu muncul dan timbul perasaan berpisah dan rindu kepada Allah sesudah cahaya itu lenyap, maka ia mesti memahami bahwa itulah cahaya Zat Mahabenar yang dicari. Jika cahaya itu muncul di dada, dan di atas pusar, maka lagi-lagi yang demikian ini dipandang sebagai tipuan setan. Jika cahaya muncul dalam hati, maka hal itu dipandang sebagai cahaya yang dihasilkan dengan menyucikan hati. Akan tetapi, sang pencari sejati Allah semestinya tidak perlu memperhatikan cahaya-cahaya ini, juga tidak boleh merasa puas dengannya, sebab kesemuanya itu bukanlah tujuan yang ingin diraihnya. Penghambaan sang pencari Allah yang menimbulkan cahaya dipandang sebagai yang paling aman, dan ia bisa berharap lebih jauh untuk mencapainya. Sumber
Pendirian Tarekat Naqsyabandiyah dinisbatkan kepada wali quthub bernama Muhammad Bahauddin bin Muhammad bin Muhammad al-Syarif al-Husaini al-Hasani al-Uwaissi al-Bukhari. Ia lebih dikenal dengan sebutan Syaikh an-Naqsyabandi, Tanwir al-Qulub, halaman 501. Tarekat ini disebut dengan Naqsyabandiyah, karena dinisbatkan pada Naqsya Bandi ŮŮŮŮش٠بŮŮŮŘŻŮ yang artinya sambungan pahatan. an-Naqsy اŮŮŮŮŮŮŘ´Ů adalah sebentuk cap stempel yang dicapkan pada malam sejenis lilin dan sebagainya. Rabitahnya sambungannya adalah tetapnya Naqsyabandi yang tidak lebur, maksudnya Sayyid Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandi itu selalu berzikir dengan hatinya sampai terukir dan tampak lafadz Allah Swt di luar hatinya, karena itulah tarekat ini disebut dengan Naqsyabandiyah. Dikisahkan dari beberapa khalifah mursyid an-Naqsyabandiyah yang berkata âSungguh Rasulullah SAW. telah meletakkan telapak tangan mulia beliau di atas hati al-Syaikh Bahauddin an-Naqsyabandi ketika sedang muraqabah, sehingga terbentuklah ukiran di atas hatinyaâ, TanwĂŽr al-QulĂťb, halaman 539. Biografi Syaikh Bahaâuddin Al-Naqsyabandi Syaikh an-Naqsyabandi berguru ilmu tarekat kepada Syaikh Muhammad Baba as-Sammasi kemudian kepada Sayyid Amir Kulal, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 196. Sedangkan Sayyid Amir Kula juga berguru kepada Syaikh Muhammad Baba as-Sammasi, Syaikh Muhammad Baba as-Sammasi berguru kepada Ali al-ramitani yang lebih dikenal dengan nama Syaikh al-Azizan. Syaikh al-Azizan berguru kepada Syaikh Mahmud al-Anjir Faghnawi, Syaikh Mahmud al-Anjir Faghnawi berguru kepada Syaikh Arif al-Riwikri yang berguru kepada Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujdawani yang berguru kepada Syaikh Abi Yaâqub Yusuf al-Hamadani yang berguru kepada Syaikh Abi Ali al-Fadhal bin Muhammad ath-Thusi al-Faramadi yang berguru kepada Syaikh Abil Hasan Ali bin Abi Jaâfar al-Kharqani. Syaikh Abil Hasan Ali berguru kepada Abi Yazid Thaifur bin Isa al-Busthami yang berguru kepada Syaikh Imam Jaâfar al-Shâdiq yang berguru kepada kakeknya Sayyid al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar ash-Shiddiq yang dari Salman al-Farisi yang memperoleh dari Abi Bakar ash-Shiddiq yang memperoleh dari Rasulullah Saw Tanwir al-Qulub, halaman 502. Syaikh an-Naqsyabandi lahir di desa Qasrul Arifan di dekat Bukhara Uzbekistan pada bulan Muharam tahun 717 H. Misykat al-Muhtadin fi Manaqib al-Syaikh Bahaâuddin, halaman 11. Sebelum beliau dilahirkan, gurunya, Syaikh Muhammad Baba as-Sammasi, telah mengisyaratkan akan kelahirannya. Setiap kali Syaikh as-Sammasi melewati desa Qasrul Arifan, selalu berkata kepada para muridnya, âDari desa ini aku mencium bau seorang waliâ. Setelah bayi yang dimaksud dilahirkan dan berusia tiga hari, Syaikh as-Sammasi melewati desa itu seperti biasa. Lalu kembali berkata pada para muridnya, âBau seorang wali yang telah aku ceritakan, sekarang ini semakin semerbakâ. Tak lama setelah itu, si bayi oleh kakeknya dibawa ke rumah Syaikh as-Sammasi. Ketika melihat bayi tersebut, Syaikh as-Sammasi spontan berteriak gembira seraya menoleh kepada muridnya, âIni anakku. Inilah wali yang selama ini aku cium baunya. Insya Allah tidak lama lagi ia akan menjadi panutan banyak orangâ. Kemudian Syaikh as-Sammasi menemui Sayyid Amir Kulal untuk menyerahkan pendidikan anaknya itu. Ketika itu Syaikh as-Sammasi berkata, âIni anakkuâ. Didiklah dengan sebaik-baiknya, jangan sampai engkau teledor dalam mendidiknya. Jika Engkau teledor, aku tak akan rela untuk selama-lamanyaâ. Lalu Sayyid Amir Kulal berdiri dan berkata, âAku akan melaksanakan perintahmu. Insya Allah aku tidak akan teledor dalam mendidiknyaâ, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 207. Syaikh an-Naqsyabandi mengisahkan, âKakekku mengirimku ke desa Sammas dengan tujuan supaya aku mengabdi kepada Syaikh as-Sammasi. Ketika aku berhasil menemuinya, sebelum waktu Maghrib tiba aku telah mendapatkan keberkahannya sehingga aku merasakan ketenangan pada diriku, kekhusyuâan, tadharruâ serta kembali kepada Allah Swt.â, Misykat al-Muhtadin fi Manaqib al-Syaikh Bahaâuddin, halaman 12-13. Lebih lanjut Syaikh an-Naqsyabandi berkata, âKetika Syaikh as-Sammasi meninggal dunia, kakekku membawaku ke Samarqandi. Setiap kali mendengar ada orang shaleh, ia membawaku kepadanya. Kepada orang shaleh yang dikunjungi, ia memintakan doa untukku, ternyata permintaan doa betul-betul terkabul, aku mendapatkan keberkahan dari orang-orang shaleh tersebutâ. Syaikh an-Naqsyabandi juga berkata, âDi antara pertolongan Allah SWT. yang diberikan kepadaku adalah kopiah kakek guruku Syaikh al-Azizan telah sampai kepadaku sehingga keadaanku semakin baik dan harapanku semakin kuat, yang demikian itu membuatku dapat mengabdi kepada Sayyid Amir Kulal dan memberi tahuku bahwa Syaikh as-Sammasi mewasiatkan diriku kepadanyaâ, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 196. Semakin hari Sayyid Amir Kulal semakin memperhatikan dan bersungguh-sungguh dalam membimbingnya. Setelah bekal bimbingan yang diberikan dirasa sudah cukup, Sayyid Amir Kulal berkata, âWahai anakku, aku telah melaksanakan wasiat Syaikh Muhammad Baba as-Sammasi untuk membimbingmuâ. Seraya menunjuk ke arah susunya, Sayyid Amir Kulal berkata, âEngkau telah menyusu pendidikan padaku. Tingkat penyerapanmu terhadap apa yang aku ajarkan sangat tinggi dan keyakinanmu sangat kuat. Oleh karena itu, aku mengizinkan engkau mencari ilmu ke beberapa guru, engkau dapat mengambil ilmu dari mereka sesuai dengan kemauanmu yang besarâ, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 198. Sejak saat itu, aku terus-menerus mendatangi ulamaâ untuk memetik ilmu syariat dan mencari ilmu Hadis serta akhlak Rasulullah Saw dan para sahabat sebagaimana telah diperintahkan padaku. papar Syaikh an-Naqsyabandi. Di antara akhlak Syaikh an-Naqsyabandi adalah apabila menjenguk salah seorang temannya, pasti akan menanyakan kabar keluarga dan anak-anaknya serta menghiburya dengan hiburan yang sepantasnya. Bukan hanya itu saja, Syaikh an-Naqsyabandi juga menanyakan apa yang berhubungan dengannya sampai bertanya tentang ayam-ayam peliharaannya. Ditampakkannya rasa belas kasihan kepada semuanya seraya berkata, âAbu Yazid al-Busthami sekembalinya dari larut berzikir, melakukan hal seperti iniâ. Meski sangat sempurna dalam kezuhudannya, Syaikh an-Naqsyabandi senantiasa memberi dan mendahulukan orang lain. Bila ada orang memberinya, diterimanya. Lalu membalasnya dengan pemberian yang berlipat ganda. Demikian itu karena Syaikh an-Naqsyabandi mengikuti jejak Rasulullah Saw yang sangat terkenal kedermawanannya. Keberkahan akhlaknya yang mulia ini menular kepada murid muridnya, Misykat al-Muhtadin fi Manaqib al-Syaikh Bahaâuddin, halaman 20-21. Di antara karamahnya adalah sebagaimana yang telah disampaikan oleh Syaikh Alauddin al-Aththar. Suatu ketika Syaikh Alaâuddin al-Aththar bersama dengan Syaikh an-Naqsyabandi, ketika itu udara diliputi oleh mendung, lalu Syaikh an-Naqsyabandi bertanya, âApa waktu dzuhur sudah masuk?â Syaikh Alaâuddin al-Aththar menjawab, âBelumâ, lalu Syaikh an-Naqsyabandi berkata, âKeluarlah dan lihatlah langitâ. Lalu Syaikh Alaâuddin al-Aththar keluar dan melihat ke atas langit, tiba-tiba tersingkaplah hijab alam langit sehingga Syaikh Alauddin al-Aththar dapat melihat seluruh malaikat di langit tengah melaksanakan shalat Dhuhur, lalu Syaikh Alaâuddin al-Aththar masuk dan langsung ditanya oleh Syaikh an-Naqsyabandi, âBagaimana pendapatmu, bukankah waktu dhuhur tiba?â Syaikh Alaâuddin al-Aththar malu dibuatnya dan membaca istighfar dan sampai beberapa hari merasa masih terbebani dengan kejadian tersebut, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 201. Syaikh Alauddin al-Aththar berkata âKetika Syaikh an-Naqsyabandi akan meninggal, aku dan yang hadir pada saat itu membaca Surat Yasin, ketika bacaan Surat Yasin sampai di tengah-tengah, tiba-tiba tampak seberkas cahaya terang yang menyinari seisi ruangan, maka aku membaca kalimat Lâ Ilâha IllAllah, lalu Syaikh an-Naqsyabandi wafatâ. Syaikh an-Naqsyabandi wafat pada malam Senin tanggal 3 Rabiâul Awal tahun 791 H. Kemudian dimakamkan di kebun miliknya yang memang sudah ditentukan oleh Syaikh an-Naqsyabandi sendiri. Para pengikutnya membangun kubah di atas makamnya dan di kebunnya dibangun masjid yang luas, Jâmiâ al-Karâmât al-Auliyââ, juz 1, halaman 205. SI Sumber
tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah